Buka saja koran hari ini dan Anda pasti menemukan kata "inflasi". Inflasi berdampak langsung pada portofolio Anda. Nilai aset tertentu cenderung turun saat terjadi inflasi. Dengan pengetahuan yang tepat mengenai trading inflasi, Anda bisa menyesuaikan strategi investasi Anda agar lebih unggul dalam trading.
Sekilas tentang artikel ini:
- Trading inflasi adalah langkah yang dapat dilakukan investor ritel dan institusional sebagai respons terhadap inflasi tinggi guna melindungi nilai portofolio.
- Aset yang berperforma baik saat inflasi biasanya ditentukan oleh apa yang menyebabkan inflasi – daftar aset tersebut tidak tetap.
- Saat trading inflasi, Anda mungkin perlu mengalihkan dana dari aset tertentu ke aset lainnya, atau menambah aset baru ke portofolio Anda.
Apa arti "trading inflasi"?
Trading inflasi adalah istilah yang merujuk pada langkah yang dapat dilakukan investor ritel dan institusional sebagai respons terhadap inflasi tinggi guna melindungi nilai portofolio. Saat inflasi tinggi, pasar saham secara umum cenderung terkena dampak negatif (walau saham tertentu mungkin menguat).
Tujuan dalam trading inflasi adalah mengalihkan dana ke aset "lindung nilai" yang biasanya berperforma baik saat inflasi tinggi, seperti properti atau komoditas tertentu. Dengan itu, Anda bisa melindungi kekayaan Anda agar tidak terkikis oleh inflasi.
Cara trading saat inflasi
Karakteristik khas inflasi adalah tidak dapat ditebak. Aset dengan performa baik biasanya ditentukan oleh apa yang menyebabkan inflasi – daftar aset tersebut tidak tetap. Investor bisa melihat kembali periode inflasi terdahulu untuk mengambil pelajaran.
Selain itu, strategi trading inflasi memerlukan kelincahan dalam portofolio Anda. Ini bisa berarti mengalihkan dana dari aset tertentu ke aset lainnya, atau menambah aset baru ke portofolio Anda.
Namun, ini tidak berarti memasukkan semua dana Anda ke satu tempat, misalnya minyak atau real estat. Selalu perhatikan tujuan jangka panjang Anda saat trading inflasi, dan hindari alokasi yang berlebihan.
Aset yang berperforma baik saat inflasi
Aset tertentu biasanya berperforma baik saat inflasi tinggi, antara lain:
- Properti
- Komoditas (misalnya minyak mentah)
- Emas
- Saham blue-chip
- Obligasi berindeks inflasi
Aset yang berperforma buruk saat inflasi
Di sisi lain, aset tertentu cenderung berperforma buruk saat inflasi tinggi, seperti:
- Utang berbunga tetap
- Obligasi konvensional
- Perusahaan dengan tingkat utang tinggi
- Saham small-cap
Bagaimana jika terjadi resesi?
Salah satu risiko terbesar inflasi adalah terjadinya resesi ekonomi yang lebih luas. Penyebab utama hal ini adalah suku bunga pinjaman yang meningkat saat inflasi, sehingga mendapatkan kredit dan membayar kewajiban utang yang sudah ada menjadi lebih sulit.
Hal ini dapat menghambat pertumbuhan dan peluang ekonomi dengan cepat, bahkan menyebabkan ekonomi secara luas mulai melemah.
Trading saat resesi
Aset spekulatif atau siklikal biasanya lebih baik dihindari saat resesi. Pertumbuhan aset tersebut dipicu oleh sentimen pasar positif yang kemungkinan besar tidak ada saat resesi.
Berinvestasi pada perusahaan yang memiliki level utang yang tinggi juga tidak bijak, karena perusahaan seperti itu terancam mengalami gagal bayar atau bahkan pailit saat resesi.
Cari saham perusahaan dengan neraca yang kuat, yang beroperasi di industri yang lebih tahan resesi, seperti utilitas, produk konsumen, atau energi.
Selain itu, jangan lupa untuk mengikuti perkembangan. Pantau terus berita pasar untuk mengetahui aset yang terkena pengaruh eksternal luar biasa. Informasi tambahan di luar panduan buku teks mengenai trading saat inflasi atau resesi dapat membantu Anda memutuskan pilihan yang tepat untuk portofolio Anda.
Siap memulai? Daftar (pengguna baru) atau masuk (pengguna lama) ke akun INFINOX dan mulai trading inflasi sekarang.
Materi ini adalah informasi umum semata dan tidak dimaksudkan (dan tidak boleh dianggap) sebagai saran finansial, investasi, atau lainnya yang diandalkan untuk pengambilan keputusan. INFINOX tidak memiliki wewenang untuk memberi saran investasi. Opini yang disampaikan dalam materi ini bukan rekomendasi dari INFINOX atau penulis mengenai investasi, sekuritas, transaksi, atau strategi investasi apa pun yang sesuai untuk individu mana pun.